Adegan 43.
Lokasi : Sebuah kamar.
Mata Judah mulai terbuka setelah sekian lama terpejam.Di lihatnya secara samar,wajah-wajah asing mengelilinginya.Wajah para bocah dengan wajah seorang gadis di antarannya.Ketika
pandangannya mulai jelas,dahinya di buat berkrenyit.Karena ia pernah mengenal gadis itu.
adaJudah : "Kau.."
Maria : "Tuan,anda sudah sadar."(Senang)
Judah : "Bukankah kau Maria.."
Maria : "Anda masih mengingat aku..."
Judah : (Mengangguk kecil.Teringat sekilas kejadian yang menimpanya)."Tapi di mana aku??"
Maria : "Anda ada di panti asuhan milik kami.Kami menemukan anda terdampar di pinggir sungai dekat panti."
Judah : (Terdiam sambil menatap perban yang membebat dadanya)."Aku pikir,aku sudah mati..."
Maria : "Ya.Semula kami pikir begitu.Dokter Paul juga berpikir demikian.Melihat luka anda yang menembus jantung,tak ada harapan bagi anda untuk hidup.Tapi,inilah mujizat..."
Judah : "Mujizat..."
Maria : "Ya.Keajaiban,kemurahan Tuhan.Tuhan telah menyatakan Kuasa-Nya melalui hidup anda.Kesempatan kedua yang Ia berikan pada anda.Bersyukurlah tuan."
Judah : (Tertegun)."Ya..mungkin kau benar.Tapi,kenapa kau tak membawaku ke rumah sakit?"
Maria : "Seharusnya aku membawa anda kesana.Tapi entah kenapa,hatiku berkata untuk merawat anda di sini.Anda pernah berkata padaku bukan,bahwa anda seorang polisi atau penjahat.Anda mengaku juga bukan orang yang baik.Dari senjata anda dan luka anda,saya berpikir,mungkin anda sedang di cari-cari oleh kelompok tertentu.Rumah sakit bukan tempat yang tepat.Bukan maksudku melindungi
buronan,tapi aku hanya ingin membalas kebaikan seseorang yang pernah berbuat baik bagi kami."
Judah : "Kebaikan.."
Maria : "Ya.Sekalipun anda orang jahat,tapi sebenarnya anda orang baik.Sedikit kebaikan itulah yang membuat Tuhan menurunkan mujizatNya pada anda.Mungkin juga,Tuhan punya rencana besar dalam hidup anda.Untuk itulah kenapa Ia tetap membiarkan anda hidup."
Judah : (Terdiam.Tak mampu membantah setelah ingat kilasan-kilasan yang di alaminya).
Maria : "Baiklah tuan.IstirahatlahJika ada sesuatu yang anda perlukan,panggilah kami."(Meninggalkan Judah sambil meletakkan sebuah buku tebal hitam di meja)
Judah : (Menatap kepergian Maria,lalu pandangannya beralih ke buku tebal hitam
Tuhan lcew.
tersebut)
Sepeninggalan Maria,Judah hanya terdiam terpaku.Nyaris seperti orang bingung.Dalam pikirannya berkecamuk pertanyaan-pertanyaan dan gambaran-gambaran kilasan masa lalunya.Hidupnya yang sebatang kara,kebiasaannya mencuri dan juga pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran.Ia juga ingat wajah-wajah korbannya dan cara membunuh mereka.Sampai ia di kejar sekelompok orang dan ia di tembak serta jatuh ke sungai.Sempat meraba luka tembak tepat di jantungnya,Judah tertegun.
Judah : "Seharusnya aku sudah mati.Tapi bagaimana aku bisa tetap hidup?"
Wajah Judah terangkat dan menatap sekeliling tembok kamar.Tidak ada hiasan apapun.Kecuali hiasan salib kecil di tembok.Teringatlah ia akan beberapa hal.Mulai perkataan pria dengan tubuh penuh luka sampai kata-kata sahabat kecilnya.Maka timbullah pertanyaan dalam hatinya.
Judah : "Mungkinkah ini cara-Mu membalasku?"
Sesaat kemudian,pandangannya tertumbuk pada buku hitam tebal di sampingnya.Ia pun teringat kejadian beberapa tahun lalu,Judah mulai mengambil buku hitam tebal tersebut..
Adegan 44
Lokasi : Tanah lapang.
ketika itu seseorang pernah memberi buku yang sama padanya.
Judah : "Apa ini?"
Stefanus : "Ini Injil.Bukankah kau ingin lebih mengenal Bapaku di sorga.Bacalah,maka kau akan tahu siapa dia.."
Judah : (Menerima)
Adegan 45
Mula pertama ia hanya membolak-balik saja tanpa ada minat membaca.Namun karena merasa bosan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan kegiatan apapun,ia pun mengalihkan pikirannya dengan menelusuri kata-kata buku itu.Semula ia hanya membaca dengan pikiran biasa,namun ketika dia menemukan satu nama di sana "YESUS",pikirannya seperti di bukakan oleh kejadian beberapa tahun dan waktu lalu.
Judah : "Yesus..."
Adegan 46
Lokasi : Altar gereja
Ketika itu ia bertanya pada sahabat kecilnya.
Judah : "Kau punya Bapa yang lain?Siapa Dia?Kau tak pernah memberitahu aku."
Stefanus : "Dia adalah Yesus.Allah Bapa yang telah mati bagi kita untuk menebus dosa kita."
Adegan 47
Lokasi : Jalanan kota kuno.
Ia juga ingat,gambaran jelas ketika ia dalam keadaan antara hidup dan mati.Seorang pria penuh luka cambukan dan siksaan yang memikul kayu besar.
Judah : (Bertanya pada salah satu orang di sampingnya)."Siapa Dia?Mengapa Ia di siksa orang-orang sedemikian bagai seekor binatang?"
Penduduk kota : "Heh!?!Kau belum tahu dan dengar berita yang menyebar ya?!"
Judah : (Menggeleng)
Penduduk kota :"Dialah yang bernama YESUS.Dialah orang Nazaret itu,yang mengakui diriNya Tuhan dan mensejajarkan diriNya dengan kaisar."
Adegan 48
Lokasi : Kamar.
Dahi Judah berkrenyit ketika menemukan nama itu.Terdorong rasa penasaran ia membalik-balik halaman buku hitam tebal tersebut.Seperti kesetanan ia menemukan nama itu dan menemukan cerita mengejutkan.Mulai bagaimana seseorang bertransaksi pada malam yang gelap,pesta perjamuan,Pengkhianatan di taman,sampai penyaliban di bukit yang panas.Tubuh Judah mulai gemetar merinding ketika ia membaca,mengingat dan membanding cerita dalam buku dengan apa yang ia lihat ketika berada dalam keadaan tidak hidup dan mati.
Judah : (Mulai takut bergetar)."Tidak mungkin...Apa maksud semua ini?"
Satu suara lembut ia dengar di telingannya.Suara yang sama.
Suara : "Jangan takut Anakku..."
Ketakutan Judah berangsur mereda.
Judah : "Siapa Kau?"
Suara : "Akulah Yesus.Bapa yang telah kau tinggalkan."
Judah : "Yesus..."
Adegan 49
Lokasi : Taman panti.
Sudah genap satu bulan judah terkurung di kamar untuk pemulihan lukannya.Setelah di rasa kuat,ia mulai melatih diri berjalan keluar kamar,meski masih menggunakan alat penyangga.Matanya di buat menyipit ketika mendapati bagian demi bagian kompleks panti tersebut.Bayangannya terbersit 23 tahun yang lalu,ketika Judah kecil pernah tinggal bersama seorang pendeta dan anaknya serta membantu pekerjaan di tempat tinggalnya.Keadaan tempat itu nyaris sama.Hanya beberapa bagian saja yang berubah.Hal itulah yang membuat Judah terkesiap dan memutuskan menenangkan diri di sebuah bangku taman.
Ketika itu maria melihatnya.Tergerak,ia menghampiri pemuda itu dan duduk di sampingnya.
Maria : "Tuan,anda di sini?"
Judah : (Mengangguk lemah)
Maria : "Kelihatannya luka anda sudah mulai sembuh.,"
Judah : "Ya.Berkat kalian."(Tak mampu menyembunyikan mimik wajahnya yang muram)
Maria : "Sudah sewajarnya tuan.Kewajiban bagiku menolong orang yang kesusahan.Tapi wajah anda kelihatan muram?"
Judah : "Benarkah?"
Maria : "Ya.Jelas sekali.Ada yang anda pikirkan?"
Judah : "Banyak.Sampai aku tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku."
Maria : "Maukah anda berbagi denganku?"
Judah : "Kau mau mendengarkanku?"
Maria : "Kenapa tidak?"
Judah : "Tapi ini cerita bodoh yang tak masuk akal."
Maria : "Sebodoh apapun,itu cerita anda.Menurut anda bodoh,belum tentu menurut saya bodoh.Ceritakan tuan..."
Judah : (Menatap gadis itu dan mulai menceritakan tentang pria penuh luka yang ia lihat waktu berada dalam keadaan koma)
Beberapa saat kemudian...
Maria : "Tuan,itu bukan cerita bodoh.Melainkan satu anugrah bagi anda."
Judah : "Anugrah??"
Maria : "Benar.Tuhan telah berbicara pada hati anda untuk berbalik padanya. Jangan keraskan hati,tuan..."
Judah : (Menatap maria)
Adegan 50
Lokasi : Kamar Judah.
Pemuda itu terduduk termenung di pinggir ranjang.Pikirannya yang berkecamuk membuat ia mematikan lampu kamar dan menggantikannya dengan sebatang lilin.Di sampingnya terdapat sebuah Bible.Saat matanya tertumbuk pada Bible itu,batinnya berkata.
Judah : "Aku tak tahu kenapa Kau berikan kejadian ini padaku.Siapapun Kau yang selalu berbisik padaku,sejak hari di mana Kau mencegahku membunuh pendeta itu,pengelihatan yang Kau beri padaku,cerita tentang diriMu di buku itu,dan tempat sekarang aku berada sama persis dengan masa kecilku,jika itu benar Kau Yesus,apakah aku harus berbalik sekarang?"
Satu hembusan angin di rasakan olehnya.Sebuah siluet tipis putih sekonyong-konyong membentuk sosok seseorang,memeluk pemuda itu.Satu perasaan tenang merayap bersama hembusan suara lembut menyapa telinganya.
Suara : "Berbaliklah Anakku.Keluarlah dari kegelapan yang melingkupimu.Kamu ibarat sebuah biji yang ditanam ditanah.Waktumu untuk tumbuh kepermukaan menjadi tunas serta menghasilkan buah bagiku kelak."
Judah : "Bagaimana caranya?"
Suara : "Berjalanlah keluar.Aku akan menunjukkan sesuatu padamu..."
Judah : (Mulai bangkit meraih tongkat penyangga dan berjalan keluar kamar)
Adegan 51
Lokasi : Sebuah ruangan.
Judah berjalan atas tuntunan suara itu.Melewati bilik demi bilik bangunan.Sampai langkahnya terhenti di suatu lorong.Di mana di ujung lorong,masih mencuat cahaya terang dari sebuah ruangan.Ia berjalan kesana,masuk ke ruangan tersebut tanpa melihat sekitar ruangan itu.Yang ia lihat adalah sosok gadis yang terduduk di sebuah meja kosong sambil mendekap sebuah album foto.Sisa isakan masih terdengar darinya.Judah menghampirinya,duduk disisi lain meja dan menyapanya.
Judah : "Kau menangis?"
Maria : (Terkesiap dan buru-buru menghapus air matanya.Ia masih menutupi kesedihannya dengan senyuman)."Ah..tuan anda.Tidak...saya tidak me.."(Kata-katanya terpotong ketika tanpa sadar air matanya turun dan tangan Judah secara reflek menyeka air mata itu)
Judah : "Jangan berpura-pura.Kau pikir aku tak tahu perasaanmu.Entah apa yang membuatmu sedih,jika menangis membuatmu lega,jangan kamu tahan."
Maria : "Tuan..." menariknya)."Maaf jika aku lancang menyentuhmu..."
Maria : "Tidak apa-apa..."
Judah : "Mau berbagi denganku?Tadi aku sudah menceritakan kegelisahanku.Sekarang ceritakan kegelisahanmu."
Maria : (Menatap laki-laki itu)"Anda mau mendengarkannya?"
Judah : "Tentu saja."
Maria : "Tapi anda jangan ikut menangis,atau akan tambah keras menangis."
Judah : "Hey,kau sudah lupa siapa aku.Pria bersenjata pistol yang jantungnya tertembus peluru tapi masih hidup...mana mungkin menangis?"
Maria : (Tertawa kecil)."Tapi aku rasa,anda akan menangis?Apa anda akan sekuat suamiku?"
Judah : "Suami?Kau sudah menikah?"(Mimik wajah pemuda itu berubah aneh)
Maria : "Ya.Kenapa tuan?Anda patah hati?"
Judah : (Menjadi gugup dan salah tingkah)."Ti..ti..tidak."
Maria : (Tertawa)."Aku hanya bercanda tuan.Kelihatannya anda cemburu..."
Judah : (Membuang muka dengan wajah memerah)
Maria : "Tapi,benar saya sudah menikah."(Kembali sedih)
Judah : "Ouw..maaf."
Maria : "Tak apa.Anda tak perlu merasa bersalah menyentuhku tadi,atau merasa cemburu.Suamiku...sudah meninggal."
Judah : (Tersentak kaget)
Maria : "Dia tak mungkin kembali tuan.Karena Tuhan telah memanggilnya."
Judah : "Kenapa?Sakit..."
Maria : "Tidak.Seseorang telah membunuhnya.40 hari lalu."
Judah : "Apa?Terbunuh..."
Maria : "Ya.Seseorang menembaknya ketika malam di mana ia berkotbah di hadapan ribuan orang."
Judah : (Terkesiap kaget.Bayangannya mundur ke arah 40 hari lalu,malam di mana ia menembak seorang pendeta di depan ribuan jemaatnya.Satu pertanyaan besar timbul,"Mungkinkah gadis ini istri Stefanus Manikhay?".Judah belum dapat memastikan sebelum mendengar cerita gadis itu lebih lanjut.Tapi perasaan tak enak mulai menyeruak di benaknya)
Maria : "Suamiku meninggal secara martir.Ia pergi dengan meninggalkan banyak tangis.Kesedihanku,puluhan anak-anak itu,juga ribuan orang yang menantikan suaranya di mimbar.Bahkan,ia pergi dengan meninggalkan satu impian yang belum terwujud."
Judah : (Menelan ludah.Satu remasan mulai terasa menghantam dadanya.Mengingat tempat ini rumah gadis ini,dan ia pernah mengenal tempat ini 23 tahun yang lalu,serta gadis ini istri Stefanus Manikhay,satu kesimpulan tiba-tiba muncul begitu saja di benaknya.Tentang siapa Manikhay sebenarnya.Judah masih harus mendengar cerita gadis itu untuk menemukan jawaban-jawaban yang membuatnya merasa semakin sakit)."Impian..."
Maria :"Ya.Impian tentang sahabatnya."(Membuka album yang di dekapnya)."Tuan,Suamiku punya seorang sahabat semasa kecil.Ia sangat mengasihinya kendati ia tahu sahabatnya itu seorang pencuri.Ia ingin sahabatnya menjadi seperti dirinya dan terus berada di sisinya.Tapi,sahabatnya itu telah pergi dan tak pernah kembali."(Menyodorkan album itu pada Judah dan...
Judah : (Terhenyak dan mulai gemetar tubuhnya.ketika ia mendapati foto masa kecilnya di album itu.Ingatannya menelisik 23 tahun lalu).
Adegan 52
Lokasi : Tanah lapang.
berarapa hari semenjak kepergiannya dari keluarga kristen itu,Judah bertemu dengan stefanus di sebuah tanah lapang pinggir kampung.Bocah itu nampak sembunyi di sebuah bangunan tua dekat tanah lapang.Ia bertemu dengan sahabatnya tepat ketika menyembunyikan barang curiannya.
Stefanus : "Sudah kuduga kau akan sembunyi di sini Judah.,"
Judah : "Kau...mau apa kemari?"
Stefanus : "Menjemputmu untuk pulang...pulanglah Judah.Bapa menunggumu..."
Judah : "Pulang??Q tidak akan pulang.Tempat tinggalku di sini.Bukan di gereja."
Stefanus : "Tapi kau keluargaku sekarang.Kau saudaraku..."
Judah : "Keluarga?Saudara?Aku bukan keluargamu.Dan aku bukan saudaramu.Aku hanya seekor serigala.Serigala hanya pantas tinggal di hutan.Kandang domba bukan tempat yang cocok bagi serigala.Karena kalau serigala tinggal bersama domba,ia akan memakan domba itu..."
Stefanus : "Tapi domba ini menyayangi serigala.Ia ingin serigala itu berubah jadi domba.Meski domba harus memberikan nyawanya untuk serigala itu,domba akan melakukannya demi serigala itu."
Judah : "Jangan bodoh!!Itu tidak mungkin!!Pulanglah ke rumahmu.Tempatmu bukan di sini."
Stefanus : "Judah..."
Judah : "Pulang kataku...Jangan injakkan kakimu di sini.Jangan temu'i aku lagi!"
Stefanus : "Baik.Aku akan pulang,tapi aku akan kembali besok."
Judah : "Dasar keras kepala!!Aku akan memukulmu kalau kau terus memaksaku..."
Stefanus : "Pukulah aku jika itu membuatmu puas.Tapi setelah itu pulanglah."
Judah : (Marah dan melayangkan tinjunya)
Stefanus : (Terhuyung-huyung jatuh terjerembab.Tapi bangun lagi dan memberikan sisi lain wajahnya)."Ayo,lakukan sekali lagi.Setelah itu jangan mencuri lagi.Pulanglah."
Judah : (Mengepalkan tangannya lebih keras dan mendaratkan tinjunya ke wajah anak itu.Tapi kurang beberapa mili ditahannya)."Kenapa kau keras kepala stef?Apakah aku penting bagi kalian?"
Stefanus : "Ya.Kau jiwa yang penting.Bukan aku saja yang mengasihimu,tapi ayah,Bapa di sorga menginginkan kau kembali..."
Judah : "Bagaimana jika aku tetap tidak mau?"
Stefanus : "Aku akan tetap membawamu pulang dengan cara apapun."
Judah : "Sekalipun aku harus membunuhmu..."
Stefanus : "Jika Tuhan ijinkan aku mati sekarang,aku tidak takut.Asal kau pulang..."
Judah : "Begitu dalamkah kau mengasihiku?"
Stefanus : "Ya Judah.Aku mengasihimu,sama seperti Yesus mengasihiku..."
Judah : (Terpaku dan berbalik)."Terima kasih kawan,karena kau mengasihi aku.Tapi jika kau mengasihi aku,lepaskan aku.Biarkan aku bebas.Aku berjanji padamu,aku akan mengingatmu.Mencuri adalah jalanku dan hidupku.Karena itu aku akan pergi dan tak akan kembali pada kalian.Tapi aku janji,mulai sekarang,aku tak akan mencuri di rumah orang kristen lagi..."(Melangkah pergi.
Stefanus : "Judah..."
Judah : (Menghentikan langkah)
Stefanus : "Kau tetap tak mau pulang?Baiklah.Aku tak akan memaksamu.Tapi ketahuilah,suatu hari nanti atau kapan,kau pasti akan pulang.Hari ini,aku memang gagal membawamu pulang.Tapi suatu saat nanti,Bapa di sorga akan membawamu pulang ke rumah.Aku yakin itu.Dan saat itu,aku ingin kau menjadi seperti aku..."
Judah : (Menatap sejenak berbalik pergi)
Stefanus : (Menatap bayang Judah sampai hilang)
Adegan 53
Lokasi : Sebuah ruangan.
Judah membalik lembar demi lembar album tua itu.Ia mengamati foto-foto pertumbuhan stefanus manikhay,dari ia kecil,bersama dengan dia sampai beranjak remaja.Satu foto terahkir menjadi jawaban baginya,ketika wajah yang sama yang pernah menjadi target pembunuhannya terpajang jelas dalam pandangannya.Sementara maria berhenti menjelasnya,Judah terpaku menatap foto itu sesaat.Hatinya teremas sakit,ketika ia ingat bagaimana peluru yang dilesakkan dari tangannya menembus kepala orang yang pernah menganggapnya lebih berharga dari apapun.Ia masih ingat kata-katanya ketika itu.
Judah : "Apakah aku penting bagi kalian?"
Stefanus : "Ya.Kau jiwa yang penting.Bukan aku saja yang mengasihimu,tapi ayah,Bapa di sorga menginginkan kau kembali..."
Judah : "Bagaimana jika aku tetap tidak mau?"
Stefanus : "Aku akan tetap membawamu pulang dengan cara apapun."
Judah : "Sekalipun aku harus membunuhmu..."
Stefanus : "Jika Tuhan ijinkan aku mati sekarang,aku tidak takut.Asal kau pulang..."
Judah : "Begitu dalamkah kau mengasihiku?"
Stefanus : "Ya Judah.Aku mengasihimu,sama seperti Yesus mengasihiku..."
Judah menutup album itu.Ia menatap maria dengan sejuta rasa dan penyesalan.Namun ia tak bisa menunjukkannya.Ia masih memendam perasaan itu.Mesti air mata itu seakan mau tumpah.
Judah : "Apa yang akan kau lakukan jika sahabat suamimu kembali ke tempat ini?"
Maria : "Sama seperti Stef,aku akan memeluknya dan tak akan membiarkan dia pergi lagi.Dia harus tahu kalau Stef telah pergi.Dia juga harus tahu impian Stef pada dirinya dan meneruskan mimpi itu demi Stef."
Judah : "Jika kau bertemu pembunuh suamimu..."
Maria : (Terdiam sesaat memegang dadanya)."Aku tak tahu harus bagaimana tuan?Apa aku akan memaafkannya atau tidak..."
Judah : "Jangan maafkan dia.Berilah hukuman yang pantas untuknya..."(Berdiri dan meninggalkan ruangan.
Adegan 53
Lokasi : Altar gereja.
Judah melangkah gontai memasuki gereja.Berjalan di antara gang bangku,pandangan laki-laki itu kosong.Ia merasa seluruh sendi-sendinya lepas,rasa sakit yang amat sangat ada di hatinya.Puncaknya sampai di altar,lututnya menyentuh lantai,kepalanya tertunduk dan terdiam.Kilasan-kilasan itu muncul lagi.Mulai masa kecilnya,pekerjaanya sebagai pembunuh bayaran,wajah korban terahkirnya sampai pengelihatan-pengelihatan anehnya dan juga cerita gadis itu.Semua itu mulai menimbulkan keluhan baginya.
Judah : "Apa arti semua ini??Aku di lahirkan sebagai anak haram.Besar sebagai pencuri.Bertemu orang-orang baik yang mengasihiku lebih dari siapapun.Aku pergi dari mereka meski kasih sayang mereka mencegahku.Aku bersikeras dengan jalanku.Dan semakin sesat dalam hidupku.Ketika aku menjadi buta segala-galannya,tanpa sadar aku mengkhianati janjiku sendiri.Bahkan aku membunuh orang yang mengasihiku dengan tanganku sendiri.Sesungguhnya,aku pantas mati karena kejahatanku.Tapi kenapa Kau biarkan aku hidup Tuhan??Jika saja semula aku tahu,darah yang terlumur di tanganku adalah darah sahabatku,mengapa tak Kau cabut saja nyawaku waktu di sungai
窗体顶端
Itu?Mengapa Tuhan?Inikah cara membalasMu padaku?"(Menatap salib yang tergantung di dinding)."Hatiku sakit...sangat sakit sekali.Meski Engkau tau aku mengotori tanganku dengan dosa dan kebencian,tapi dalam hatiku Engkau tahu bahwa aku mengasihinya..sangat mengasihinya.Namun saat aku benar-benar buta dan melupakannya,Aku justru membalas kasihnya dengan darah.Pantaskah aku hidup??"(Tertunduk menyentuh lantai.Tetes-tetes air mata mengalir tak terbendung dari sudut matanya)."Kenapa Kau balas aku dengan cara yang sesakit ini?Kenapa Tuhan?"
Judah benar-benar merasa terpukul.Suatu penyesalan yang amat sangat di rasakannya.Laki-laki itu hanya bisa terkapar bersandar pada mimbar.Dengan tatapan mata kosong dan lelehan air mata yang terus mengalir.
Saat di puncak keputus asaanya itu,Judah merasakan ada sesuatu lain yang tiba-tiba menjalar di tubuhnya.Rasanya seperti pelukan.Yang membuatnya tenang.Meski di sekitar tempat itu tak ada seorangpun selain dia.Suatu suara ia rasakan berhembus di telinganya.
Suara :"AnakKu...Jangan menangis lagi.Aku tahu semuanya tentangmu,Aku juga tahu bahwa kamu sangat mengasihi Stef sahabatmu.Aku memang membiarkan semua ini terjadi,agar kamu tahu,bahwa Aku juga mengasihi kamu.Sama seperti Stef mengasihi kamu.Bahkan kasihKu padamu lebih besar dari pada kasih Stef padamu."
Judah : "Benarkah Kau mengasihiku?Jika ya,tentunya aku lebih tak pantas menerimanya. Aku lebih berdosa dari Stef.Jika Kau berada di posisi Stef,apa Kau akan mengampuniku?Masihkah pantas aku menerima kasihMu?"
Suara : "Karena alasan itulah kenapa Aku memberimu hidup.Aku ingin menunjukkan kasihKu padamu,sekalipun kau khianati Aku dengan seribu pelanggaranmu.Sekalipu kau pukul Aku sampai tubuhKu tak berupa,Aku akan tetap memelukmu.Karena Aku Bapamu.Sekalipun kamu menghilang keujung bumi,Aku akan mencarimu dan membawamu pulang.Meski tubuhmu penuh kotoran dan orang lain menganggapmu tak layak,Aku akan tetap mengenalmu,melayakkanmu dan merimamu.Karena kamu anakKu yang Kukasihi.Jadi,berbaliklah dan pulanglah.Peluklah Aku,karena Aku menantimu..."
Sekonyong-konyong dalam pandangan Judah,sosok pria berjubah putih yang muncul pada malam di mana ia membunuh pendeta itu berdiri dihadapannya dan membuka matanya.Ia adalah pria yang sama yang ia lihat di mimpi perjamuan,di taman dan si pria bertubuh penuh luka dan yang memikul sebuah kayu besar.
Judah : "Yesus..."
Yesus : "Datanglah padaKu anakKu.Karena Aku sudah lama menantimu.Jangan pedulikan dosamu,karena saat kau memelukku,Aku mengampunimu..."
Judah : (Perasaannya yang galau berangsur-angsur tenang.Ia seperti melihat sosok pribadi lain yang mempunyai kekuatan luar biasa.Kekuatan itulah yang ia rasakan menghancurkan tembok-tembok hatinya.Dan yang menggerakkan dia berlari menyongsong.Dalam pelukan itu ia menumpahkan air matannya dan mendapatkan ketenangan di sana)."Yesus,ampuni aku...aku telah bersalah pada banyak orang,pada sahabatku dan juga terlebih pada Engkau.Kini aku tahu,Engkau sangat mengasihiku."
Yesus : "Karena untuk itu engkau kuberi hidup anakKu. Agar melalui hidupmu,kamu dapat melihat kemuliaanKu dan memberitakannya bagi banyak orang.Jadi mulai sekarang,pegang tanganKu.Jangan pergi lagi dariKu."
Judah : "Aku berjanji.Mulai sekarang.Beri aku kekuatan."
Yesus : "Aku besertamu AnakKu..."
Adegan 55.
Lokasi : Kantor polisi.
Sebuah telepon berdering pagi itu.Sesosok tangan mengangkatnya dan menempelkan benda itu di telinganya.
Letnan Franky : "Ya,kantor polisi.Ada yang bisa di bantu?"
Penelpon : Bisa bicara dengan letnan Franky Singgalang.,"
Letnan Franky :"Saya sendiri.Siapa?"
Penelpon : "Pada tanggal 27 januari terjadi penembakan di lapangan distrik IV.Seorang pendeta tewas tertembak.Anda sedang menyelidiki kasus itu bukan."
Letnan Franky : "Ya benar.Anda siapa?Apa anda punya informasi kasus tersebut?"
Penelpon : "Saya pelaku penembakan.Akan menyerahkan diri pada hukum dan kepolisian.Saya akan beritahu alamat saya dengan syarat anda juga akan memproses orang-orang di balik kejahatan anda.Saya punya banyak bukti dan akan menyerahkan pada anda.,"
Letnan Franky : "Baiklah.Katakan pada kami..."
Adegan 56
Lokasi : Halaman gereja.
Maria baru saja pulang dari berbelanja di pasar.Ketika ia memasuki halaman gereja terdapat beberapa mobil dan petugas polisi di sana.Dari dalam gereja,keluar dua orang petugas membawa seseorang dengan tangan di borgol.Gadis itu tersentak kaget,ketika ia tahu,orang itu adalah Judah.
Maria : "Tuan..."
Judah : (Memberi isyarat minta berhenti sejenak)
Maria : "Apa yang anda lakukan ini?Anda..."
Judah : "Ya maria.Aku akan menebus kesalahanku."
Maria : "Kesalahan anda?"
Judah : "Sudah waktunya bagiku untuk mengakui kejahatanku.Terima kasih karena kau telah menolongku..."
Maria : "Tapi tuan..."
Judah : "Ssst...aku tak mau kau bilang tapi.Ini jalanku.Biarkan aku memilihnya.Dan mulai sekarang,Jangan panggil aku tuan.Karena aku punya nama."
Maria : "Siapa nama anda?"
Judah : "Aku tak dapat memberitahumu sekarang.Karena aku tak punya waktu banyak.Tapi kau dapat menemukan jawabannya di kamarmu.,"(Mengisyaratkan pada polisi itu untuk kembali meneruskan langkah)
Maria : (Terdiam terpaku menatap Judah yang di bawa oleh mobil patroli)
Adegan 57
Lokasi : Kamar maria
Gadis itu membuka pintu kamar.Pandangannya menebar ke segenap ruangan dan kemudian terpaku pada selembar surat di atas album foto suaminya.
Ia mengambil serta membacanya.
" Untukmu Maria,
Terima kasih karena kau sudah menolongku.Aku tak akan pernah melupakan budi baikmu.Dan maaf karena aku telah merepotkanmu.Tapi aku harus pergi dari mu dan juga tempat yang akan slalu ku kenang.Bukan untuk lari,tetapi untuk melakukan apa yang menjadi tugasku.
Tapi sebelum aku pergi,aku ingin kau mengetahui sesuatu tentang siapa aku.Dan aku rasa,ini akan sulit kau terima.Tapi,inilah rencana Tuhan.
Maria,Tentu kamu masih ingat ceritamu semalam padaku tentang suamimu dan sahabat kecilnya serta impiannya.Kamu juga belum lupa,bahwa aku pernah mengajukan dua pertanyaan padamu.Apa yang akan kamu lakukan jika kamu bertemu sahabat suamimu?Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu
Orang yang membunuh suamimu?Dan aku tahu jawabanmu yang pertama,serta aku memintamu melakukan jawaban yang kedua.Sekarang,aku bertanya padamu : "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu bertemu kedua-duanya?Sahabat suamimu dan pembunuh suamimu?Tentu kamu akan bingung bersikap bukan...?
Jangan khawatir,karena hal itu tak akan terjadi untuk yang kedua kali.Cukup itu sekali dan itu terjadi selama lebih dari 30 hari.Menyakitkan bukan??!Dan kamu tak pernah menyadari,bahwa sahabat suamimu dan pembunuh suamimu selama ini berada di dekatmu.Bahkan tak pernah kamu sadari,dia yang seharusnya mati,justru kamu telah menolongnya.Ya...dialah aku,Judah.Sahabat suamimu yang telah pergi meninggalkannya,dan kembali dengan membawa darah sahabatnya sendiri di tangan.Aku Judah,si pencuri dan pembunuh.Bahkan aku seorang pengkhianat yang telah mengkhianati janjinya dan juga sahabatnya.Mungkin akulah si Iskariot itu.
Tapi,aku bersyukur,bahwa di tengah pengkhianatanku,Yesus masih mau menerima aku.Ia masih mengasihi aku dengan memberi hidup padaku.Aku tahu aku telah bersalah padamu,pada sahabatku,banyak orang terlebih pada pribadiNya.Tapi aku bukanlah orang Iskariot itu,yang ketika ia tahu ia bersalah,ia akan lari dari tanggung jawabnya.Aku akan menghadapi akibat kesalahanku,sekalipu seumur hidupku aku akan di hukum.Bukan di balik besi saja,tapi juga kebencian dari orang-orang yang ku sakiti.Aku akan menanggungnya,sama seperti Dia yang menanggung dosaku di atas kayu salib.Walau mungkin aku tak sekuat Dia.Jadi sekarang,Terserah padamu.Jika karena kesalahanku kau membenciku seumur hidupku,aku akan menerimanya.Tapi aku minta,tetaplah kuat meneruskan pekerjaan suamimu,karena aku tak bisa memenuhi impiannya.Aku harap kamu mengerti.Tuhan besertamu."
Maria : (Bersimpuh dan mulai terisak)
Adegan 58.
Lokasi : Bangunan tua pinggir kota.
Puluhan polisi dan anjing pelacak menyusuri tempat itu.Ke semak-semak dan reruntuhan tembok.Pencarian ahkirnya berhenti setelah satu teriakan menggema.
Petugas : "Pak,kami menemukannya."
Beberapa petugas lain mengerubunginya dan membongkar reruntuhan untuk menemukan sebuah peti di sana.
Adegan 59
Lokasi : Penjara
Pintu sel terbuka.Hari itu letnan franky sendiri datang mengunjungi Judah.
Letnan franky : "Apa kabar Judah?"
Judah : "Baik let.Terima kasih kunjungannya."
Letnan franky : "Sama-sama,karena kau juga telah membantu kami mengungkap sindikat-sindikat itu."
Judah : "Itu sudah tanggung jawab saya let..."
Letnan franky : "Ya kau benar.Dan aku punya kabar bagus untukmu."
Judah : "Apa itu?"
Letnan franky : "Kami sudah siapkan pengacara untukmu.Dan kami akan berjuang untukmu.Karena kamu mau menyerahkan diri dan membantu hukum,hukumanmu akan di peringan."
Judah : "Terima kasih let..."
Letnan Franky : "Satu lagi.Ada seseorang yang ingin bertemu.."
Judah : "Siapa?"
Letnan Franky : (Mempersilahkan tamu lain masuk.Seorang gadis yang di dampingi dua orang opsir) Maria : "Judah..."(Memeluknya dengan hangat)
Judah : (Terpaku)."Kau datang..."
Maria :"Ya. Sesuai jawaban pertama pertanyaanmu,Tapi aku tak bisa memberimu jawaban kedua."
Judah : "Kenapa?"
Maria : "Karena kau sahabat suamiku.Judah si pembunuh telah tewas di sungai itu.Dan Judah yang kupeluk adalah sahabat suamiku,Stef.Mulai sekarang,kau bukan lagi si orang Iskariot.Tapi kau adalah dia,saudara Yesus.Yesus telah mengampunimu,jadi akupun juga akan mengampunimu.Tapi aku tetap akan menghukumu.Bukan dengan kebencìan,tapi dengan sesuatu yang lain."
Judah : "Apa itu?"
Maria : "Jawaban pertanyaan ketiga. Bila aku bertemu dengan pembunuh suamiku dan sahabatnya,maka aku akan menunggunya selesai menjalankan hukuman.Dan setelah dia bebas,aku ingin dia melanjutkan pekerjaan suamiku..."
Judah : "Apa aku bisa..."
Maria : "Kau pasti bisa dan harus melakukannya..."
Judah : (Terdiam sesaat)."Baiklah.Aku berjanji..."
Maria : (Tersenyum)
Adegan 60
Lokasi : Gedung pengadilan
Sidang vonis pembunuhan pendeta Stefanus Manikhay telah memasuki babak ahkir.Vonis terdakwa ahkirnya di bacakan.
Hakim ketua : "Berdasarkan bukti bukti kejahatan pelaku,
Dengan menimbang bukti-bukti dari korban terkecuali pendeta Stefanus Manikhay,
Saudara Judah..."(Melirik terdakwa)
Maria : "Judah Manikhay.."
Hakim ketua :" Saudara Judah Manikhay di nyatakan bersalah.Mengingat pencabutan perkara dari salah satu pihak korban,keluarga Stefanus Manikhay dan juga daftar hitam para korban dan pihak penyuruh pelaku,maka pengadilan memutuskan vonis 12 tahun penjara potong masa tahanan.Saudara Judah,apa anda menerima keputusan pengadilan?"
Judah : "Saya menerima..."
Maria : (Tersenyum senang)
Sesaat kemudian sidang di bubarkan.Dengan di kawal petugas,Judah di bawa keluar ruangan.Ia sempat bertemu maria dan anak-anak panti.
Anak-anak : "Paman,paman akan kembali kan..."
Judah : (Tersenyum)."Paman janji,paman akan kembali.Jagalah bibimu.(Menoleh pada Maria)."Maaf,membuatmu sekali lagi menunggu..."
Maria : "Tak apa.Aku bisa mengerti.Stef juga..."
Judah : "Terima kasih"(Melanjutkan langkah).
Adegan 61.
Lokasi : Lapangan tengah kota,12 tahun kemudian.
Hari itu untuk pertama kalinya sejak 12 tahun,ia berdiri di tempat yang sama di mana Stefanus Manikhay di bunuh.Di hadapan ribuan pasang mata yang memandangnya,ia menceritakan kisah hidupnya.
Judah : "Demikianlah Yesus telah melepaskanku dari kejahatanku.Lewat cara-Nya yang tak terselami,Dia mengubahku dari seorang pengkhianat menjadi saudaraNya.Dan untuk tujuan inilah aku di beri hidup,agar aku bisa menceritakan kemuliaanNya dan membagi kasihNya.Terima kasih."
Undangan : (Bertepuk tangan)
Judah : (Menatap Maria yang tersenyum dan seorang pria berjubah putih yang hanya dapat di lihat secara pribadi olehnya)
(The end )
Shunav savan a.k Lukas suismanto.
(princefrog72@yahoo.co.id)

Lokasi : Sebuah kamar.
Mata Judah mulai terbuka setelah sekian lama terpejam.Di lihatnya secara samar,wajah-wajah asing mengelilinginya.Wajah para bocah dengan wajah seorang gadis di antarannya.Ketika
pandangannya mulai jelas,dahinya di buat berkrenyit.Karena ia pernah mengenal gadis itu.
adaJudah : "Kau.."
Maria : "Tuan,anda sudah sadar."(Senang)
Judah : "Bukankah kau Maria.."
Maria : "Anda masih mengingat aku..."
Judah : (Mengangguk kecil.Teringat sekilas kejadian yang menimpanya)."Tapi di mana aku??"
Maria : "Anda ada di panti asuhan milik kami.Kami menemukan anda terdampar di pinggir sungai dekat panti."
Judah : (Terdiam sambil menatap perban yang membebat dadanya)."Aku pikir,aku sudah mati..."
Maria : "Ya.Semula kami pikir begitu.Dokter Paul juga berpikir demikian.Melihat luka anda yang menembus jantung,tak ada harapan bagi anda untuk hidup.Tapi,inilah mujizat..."
Judah : "Mujizat..."
Maria : "Ya.Keajaiban,kemurahan Tuhan.Tuhan telah menyatakan Kuasa-Nya melalui hidup anda.Kesempatan kedua yang Ia berikan pada anda.Bersyukurlah tuan."
Judah : (Tertegun)."Ya..mungkin kau benar.Tapi,kenapa kau tak membawaku ke rumah sakit?"
Maria : "Seharusnya aku membawa anda kesana.Tapi entah kenapa,hatiku berkata untuk merawat anda di sini.Anda pernah berkata padaku bukan,bahwa anda seorang polisi atau penjahat.Anda mengaku juga bukan orang yang baik.Dari senjata anda dan luka anda,saya berpikir,mungkin anda sedang di cari-cari oleh kelompok tertentu.Rumah sakit bukan tempat yang tepat.Bukan maksudku melindungi
buronan,tapi aku hanya ingin membalas kebaikan seseorang yang pernah berbuat baik bagi kami."
Judah : "Kebaikan.."
Maria : "Ya.Sekalipun anda orang jahat,tapi sebenarnya anda orang baik.Sedikit kebaikan itulah yang membuat Tuhan menurunkan mujizatNya pada anda.Mungkin juga,Tuhan punya rencana besar dalam hidup anda.Untuk itulah kenapa Ia tetap membiarkan anda hidup."
Judah : (Terdiam.Tak mampu membantah setelah ingat kilasan-kilasan yang di alaminya).
Maria : "Baiklah tuan.IstirahatlahJika ada sesuatu yang anda perlukan,panggilah kami."(Meninggalkan Judah sambil meletakkan sebuah buku tebal hitam di meja)
Judah : (Menatap kepergian Maria,lalu pandangannya beralih ke buku tebal hitam
Tuhan lcew.
tersebut)
Sepeninggalan Maria,Judah hanya terdiam terpaku.Nyaris seperti orang bingung.Dalam pikirannya berkecamuk pertanyaan-pertanyaan dan gambaran-gambaran kilasan masa lalunya.Hidupnya yang sebatang kara,kebiasaannya mencuri dan juga pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran.Ia juga ingat wajah-wajah korbannya dan cara membunuh mereka.Sampai ia di kejar sekelompok orang dan ia di tembak serta jatuh ke sungai.Sempat meraba luka tembak tepat di jantungnya,Judah tertegun.
Judah : "Seharusnya aku sudah mati.Tapi bagaimana aku bisa tetap hidup?"
Wajah Judah terangkat dan menatap sekeliling tembok kamar.Tidak ada hiasan apapun.Kecuali hiasan salib kecil di tembok.Teringatlah ia akan beberapa hal.Mulai perkataan pria dengan tubuh penuh luka sampai kata-kata sahabat kecilnya.Maka timbullah pertanyaan dalam hatinya.
Judah : "Mungkinkah ini cara-Mu membalasku?"
Sesaat kemudian,pandangannya tertumbuk pada buku hitam tebal di sampingnya.Ia pun teringat kejadian beberapa tahun lalu,Judah mulai mengambil buku hitam tebal tersebut..
Adegan 44
Lokasi : Tanah lapang.
ketika itu seseorang pernah memberi buku yang sama padanya.
Judah : "Apa ini?"
Stefanus : "Ini Injil.Bukankah kau ingin lebih mengenal Bapaku di sorga.Bacalah,maka kau akan tahu siapa dia.."
Judah : (Menerima)
Adegan 45
Mula pertama ia hanya membolak-balik saja tanpa ada minat membaca.Namun karena merasa bosan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan kegiatan apapun,ia pun mengalihkan pikirannya dengan menelusuri kata-kata buku itu.Semula ia hanya membaca dengan pikiran biasa,namun ketika dia menemukan satu nama di sana "YESUS",pikirannya seperti di bukakan oleh kejadian beberapa tahun dan waktu lalu.
Judah : "Yesus..."
Adegan 46
Lokasi : Altar gereja
Ketika itu ia bertanya pada sahabat kecilnya.
Judah : "Kau punya Bapa yang lain?Siapa Dia?Kau tak pernah memberitahu aku."
Stefanus : "Dia adalah Yesus.Allah Bapa yang telah mati bagi kita untuk menebus dosa kita."
Adegan 47
Lokasi : Jalanan kota kuno.
Ia juga ingat,gambaran jelas ketika ia dalam keadaan antara hidup dan mati.Seorang pria penuh luka cambukan dan siksaan yang memikul kayu besar.
Judah : (Bertanya pada salah satu orang di sampingnya)."Siapa Dia?Mengapa Ia di siksa orang-orang sedemikian bagai seekor binatang?"
Penduduk kota : "Heh!?!Kau belum tahu dan dengar berita yang menyebar ya?!"
Judah : (Menggeleng)
Penduduk kota :"Dialah yang bernama YESUS.Dialah orang Nazaret itu,yang mengakui diriNya Tuhan dan mensejajarkan diriNya dengan kaisar."
Adegan 48
Lokasi : Kamar.
Dahi Judah berkrenyit ketika menemukan nama itu.Terdorong rasa penasaran ia membalik-balik halaman buku hitam tebal tersebut.Seperti kesetanan ia menemukan nama itu dan menemukan cerita mengejutkan.Mulai bagaimana seseorang bertransaksi pada malam yang gelap,pesta perjamuan,Pengkhianatan di taman,sampai penyaliban di bukit yang panas.Tubuh Judah mulai gemetar merinding ketika ia membaca,mengingat dan membanding cerita dalam buku dengan apa yang ia lihat ketika berada dalam keadaan tidak hidup dan mati.
Judah : (Mulai takut bergetar)."Tidak mungkin...Apa maksud semua ini?"
Satu suara lembut ia dengar di telingannya.Suara yang sama.
Suara : "Jangan takut Anakku..."
Ketakutan Judah berangsur mereda.
Judah : "Siapa Kau?"
Suara : "Akulah Yesus.Bapa yang telah kau tinggalkan."
Judah : "Yesus..."
Adegan 49
Lokasi : Taman panti.
Sudah genap satu bulan judah terkurung di kamar untuk pemulihan lukannya.Setelah di rasa kuat,ia mulai melatih diri berjalan keluar kamar,meski masih menggunakan alat penyangga.Matanya di buat menyipit ketika mendapati bagian demi bagian kompleks panti tersebut.Bayangannya terbersit 23 tahun yang lalu,ketika Judah kecil pernah tinggal bersama seorang pendeta dan anaknya serta membantu pekerjaan di tempat tinggalnya.Keadaan tempat itu nyaris sama.Hanya beberapa bagian saja yang berubah.Hal itulah yang membuat Judah terkesiap dan memutuskan menenangkan diri di sebuah bangku taman.
Ketika itu maria melihatnya.Tergerak,ia menghampiri pemuda itu dan duduk di sampingnya.
Maria : "Tuan,anda di sini?"
Judah : (Mengangguk lemah)
Maria : "Kelihatannya luka anda sudah mulai sembuh.,"
Judah : "Ya.Berkat kalian."(Tak mampu menyembunyikan mimik wajahnya yang muram)
Maria : "Sudah sewajarnya tuan.Kewajiban bagiku menolong orang yang kesusahan.Tapi wajah anda kelihatan muram?"
Judah : "Benarkah?"
Maria : "Ya.Jelas sekali.Ada yang anda pikirkan?"
Judah : "Banyak.Sampai aku tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku."
Maria : "Maukah anda berbagi denganku?"
Judah : "Kau mau mendengarkanku?"
Maria : "Kenapa tidak?"
Judah : "Tapi ini cerita bodoh yang tak masuk akal."
Maria : "Sebodoh apapun,itu cerita anda.Menurut anda bodoh,belum tentu menurut saya bodoh.Ceritakan tuan..."
Judah : (Menatap gadis itu dan mulai menceritakan tentang pria penuh luka yang ia lihat waktu berada dalam keadaan koma)
Beberapa saat kemudian...
Maria : "Tuan,itu bukan cerita bodoh.Melainkan satu anugrah bagi anda."
Judah : "Anugrah??"
Maria : "Benar.Tuhan telah berbicara pada hati anda untuk berbalik padanya. Jangan keraskan hati,tuan..."
Judah : (Menatap maria)
Adegan 50
Lokasi : Kamar Judah.
Pemuda itu terduduk termenung di pinggir ranjang.Pikirannya yang berkecamuk membuat ia mematikan lampu kamar dan menggantikannya dengan sebatang lilin.Di sampingnya terdapat sebuah Bible.Saat matanya tertumbuk pada Bible itu,batinnya berkata.
Judah : "Aku tak tahu kenapa Kau berikan kejadian ini padaku.Siapapun Kau yang selalu berbisik padaku,sejak hari di mana Kau mencegahku membunuh pendeta itu,pengelihatan yang Kau beri padaku,cerita tentang diriMu di buku itu,dan tempat sekarang aku berada sama persis dengan masa kecilku,jika itu benar Kau Yesus,apakah aku harus berbalik sekarang?"
Satu hembusan angin di rasakan olehnya.Sebuah siluet tipis putih sekonyong-konyong membentuk sosok seseorang,memeluk pemuda itu.Satu perasaan tenang merayap bersama hembusan suara lembut menyapa telinganya.
Suara : "Berbaliklah Anakku.Keluarlah dari kegelapan yang melingkupimu.Kamu ibarat sebuah biji yang ditanam ditanah.Waktumu untuk tumbuh kepermukaan menjadi tunas serta menghasilkan buah bagiku kelak."
Judah : "Bagaimana caranya?"
Suara : "Berjalanlah keluar.Aku akan menunjukkan sesuatu padamu..."
Judah : (Mulai bangkit meraih tongkat penyangga dan berjalan keluar kamar)
Adegan 51
Lokasi : Sebuah ruangan.
Judah berjalan atas tuntunan suara itu.Melewati bilik demi bilik bangunan.Sampai langkahnya terhenti di suatu lorong.Di mana di ujung lorong,masih mencuat cahaya terang dari sebuah ruangan.Ia berjalan kesana,masuk ke ruangan tersebut tanpa melihat sekitar ruangan itu.Yang ia lihat adalah sosok gadis yang terduduk di sebuah meja kosong sambil mendekap sebuah album foto.Sisa isakan masih terdengar darinya.Judah menghampirinya,duduk disisi lain meja dan menyapanya.
Judah : "Kau menangis?"
Maria : (Terkesiap dan buru-buru menghapus air matanya.Ia masih menutupi kesedihannya dengan senyuman)."Ah..tuan anda.Tidak...saya tidak me.."(Kata-katanya terpotong ketika tanpa sadar air matanya turun dan tangan Judah secara reflek menyeka air mata itu)
Judah : "Jangan berpura-pura.Kau pikir aku tak tahu perasaanmu.Entah apa yang membuatmu sedih,jika menangis membuatmu lega,jangan kamu tahan."
Maria : "Tuan..." menariknya)."Maaf jika aku lancang menyentuhmu..."
Maria : "Tidak apa-apa..."
Judah : "Mau berbagi denganku?Tadi aku sudah menceritakan kegelisahanku.Sekarang ceritakan kegelisahanmu."
Maria : (Menatap laki-laki itu)"Anda mau mendengarkannya?"
Judah : "Tentu saja."
Maria : "Tapi anda jangan ikut menangis,atau akan tambah keras menangis."
Judah : "Hey,kau sudah lupa siapa aku.Pria bersenjata pistol yang jantungnya tertembus peluru tapi masih hidup...mana mungkin menangis?"
Maria : (Tertawa kecil)."Tapi aku rasa,anda akan menangis?Apa anda akan sekuat suamiku?"
Judah : "Suami?Kau sudah menikah?"(Mimik wajah pemuda itu berubah aneh)
Maria : "Ya.Kenapa tuan?Anda patah hati?"
Judah : (Menjadi gugup dan salah tingkah)."Ti..ti..tidak."
Maria : (Tertawa)."Aku hanya bercanda tuan.Kelihatannya anda cemburu..."
Judah : (Membuang muka dengan wajah memerah)
Maria : "Tapi,benar saya sudah menikah."(Kembali sedih)
Judah : "Ouw..maaf."
Maria : "Tak apa.Anda tak perlu merasa bersalah menyentuhku tadi,atau merasa cemburu.Suamiku...sudah meninggal."
Judah : (Tersentak kaget)
Maria : "Dia tak mungkin kembali tuan.Karena Tuhan telah memanggilnya."
Judah : "Kenapa?Sakit..."
Maria : "Tidak.Seseorang telah membunuhnya.40 hari lalu."
Judah : "Apa?Terbunuh..."
Maria : "Ya.Seseorang menembaknya ketika malam di mana ia berkotbah di hadapan ribuan orang."
Judah : (Terkesiap kaget.Bayangannya mundur ke arah 40 hari lalu,malam di mana ia menembak seorang pendeta di depan ribuan jemaatnya.Satu pertanyaan besar timbul,"Mungkinkah gadis ini istri Stefanus Manikhay?".Judah belum dapat memastikan sebelum mendengar cerita gadis itu lebih lanjut.Tapi perasaan tak enak mulai menyeruak di benaknya)
Maria : "Suamiku meninggal secara martir.Ia pergi dengan meninggalkan banyak tangis.Kesedihanku,puluhan anak-anak itu,juga ribuan orang yang menantikan suaranya di mimbar.Bahkan,ia pergi dengan meninggalkan satu impian yang belum terwujud."
Judah : (Menelan ludah.Satu remasan mulai terasa menghantam dadanya.Mengingat tempat ini rumah gadis ini,dan ia pernah mengenal tempat ini 23 tahun yang lalu,serta gadis ini istri Stefanus Manikhay,satu kesimpulan tiba-tiba muncul begitu saja di benaknya.Tentang siapa Manikhay sebenarnya.Judah masih harus mendengar cerita gadis itu untuk menemukan jawaban-jawaban yang membuatnya merasa semakin sakit)."Impian..."
Maria :"Ya.Impian tentang sahabatnya."(Membuka album yang di dekapnya)."Tuan,Suamiku punya seorang sahabat semasa kecil.Ia sangat mengasihinya kendati ia tahu sahabatnya itu seorang pencuri.Ia ingin sahabatnya menjadi seperti dirinya dan terus berada di sisinya.Tapi,sahabatnya itu telah pergi dan tak pernah kembali."(Menyodorkan album itu pada Judah dan...
Judah : (Terhenyak dan mulai gemetar tubuhnya.ketika ia mendapati foto masa kecilnya di album itu.Ingatannya menelisik 23 tahun lalu).
Adegan 52
Lokasi : Tanah lapang.
berarapa hari semenjak kepergiannya dari keluarga kristen itu,Judah bertemu dengan stefanus di sebuah tanah lapang pinggir kampung.Bocah itu nampak sembunyi di sebuah bangunan tua dekat tanah lapang.Ia bertemu dengan sahabatnya tepat ketika menyembunyikan barang curiannya.
Stefanus : "Sudah kuduga kau akan sembunyi di sini Judah.,"
Judah : "Kau...mau apa kemari?"
Stefanus : "Menjemputmu untuk pulang...pulanglah Judah.Bapa menunggumu..."
Judah : "Pulang??Q tidak akan pulang.Tempat tinggalku di sini.Bukan di gereja."
Stefanus : "Tapi kau keluargaku sekarang.Kau saudaraku..."
Judah : "Keluarga?Saudara?Aku bukan keluargamu.Dan aku bukan saudaramu.Aku hanya seekor serigala.Serigala hanya pantas tinggal di hutan.Kandang domba bukan tempat yang cocok bagi serigala.Karena kalau serigala tinggal bersama domba,ia akan memakan domba itu..."
Stefanus : "Tapi domba ini menyayangi serigala.Ia ingin serigala itu berubah jadi domba.Meski domba harus memberikan nyawanya untuk serigala itu,domba akan melakukannya demi serigala itu."
Judah : "Jangan bodoh!!Itu tidak mungkin!!Pulanglah ke rumahmu.Tempatmu bukan di sini."
Stefanus : "Judah..."
Judah : "Pulang kataku...Jangan injakkan kakimu di sini.Jangan temu'i aku lagi!"
Stefanus : "Baik.Aku akan pulang,tapi aku akan kembali besok."
Judah : "Dasar keras kepala!!Aku akan memukulmu kalau kau terus memaksaku..."
Stefanus : "Pukulah aku jika itu membuatmu puas.Tapi setelah itu pulanglah."
Judah : (Marah dan melayangkan tinjunya)
Stefanus : (Terhuyung-huyung jatuh terjerembab.Tapi bangun lagi dan memberikan sisi lain wajahnya)."Ayo,lakukan sekali lagi.Setelah itu jangan mencuri lagi.Pulanglah."
Judah : (Mengepalkan tangannya lebih keras dan mendaratkan tinjunya ke wajah anak itu.Tapi kurang beberapa mili ditahannya)."Kenapa kau keras kepala stef?Apakah aku penting bagi kalian?"
Stefanus : "Ya.Kau jiwa yang penting.Bukan aku saja yang mengasihimu,tapi ayah,Bapa di sorga menginginkan kau kembali..."
Judah : "Bagaimana jika aku tetap tidak mau?"
Stefanus : "Aku akan tetap membawamu pulang dengan cara apapun."
Judah : "Sekalipun aku harus membunuhmu..."
Stefanus : "Jika Tuhan ijinkan aku mati sekarang,aku tidak takut.Asal kau pulang..."
Judah : "Begitu dalamkah kau mengasihiku?"
Stefanus : "Ya Judah.Aku mengasihimu,sama seperti Yesus mengasihiku..."
Judah : (Terpaku dan berbalik)."Terima kasih kawan,karena kau mengasihi aku.Tapi jika kau mengasihi aku,lepaskan aku.Biarkan aku bebas.Aku berjanji padamu,aku akan mengingatmu.Mencuri adalah jalanku dan hidupku.Karena itu aku akan pergi dan tak akan kembali pada kalian.Tapi aku janji,mulai sekarang,aku tak akan mencuri di rumah orang kristen lagi..."(Melangkah pergi.
Stefanus : "Judah..."
Judah : (Menghentikan langkah)
Stefanus : "Kau tetap tak mau pulang?Baiklah.Aku tak akan memaksamu.Tapi ketahuilah,suatu hari nanti atau kapan,kau pasti akan pulang.Hari ini,aku memang gagal membawamu pulang.Tapi suatu saat nanti,Bapa di sorga akan membawamu pulang ke rumah.Aku yakin itu.Dan saat itu,aku ingin kau menjadi seperti aku..."
Judah : (Menatap sejenak berbalik pergi)
Stefanus : (Menatap bayang Judah sampai hilang)
Adegan 53
Lokasi : Sebuah ruangan.
Judah membalik lembar demi lembar album tua itu.Ia mengamati foto-foto pertumbuhan stefanus manikhay,dari ia kecil,bersama dengan dia sampai beranjak remaja.Satu foto terahkir menjadi jawaban baginya,ketika wajah yang sama yang pernah menjadi target pembunuhannya terpajang jelas dalam pandangannya.Sementara maria berhenti menjelasnya,Judah terpaku menatap foto itu sesaat.Hatinya teremas sakit,ketika ia ingat bagaimana peluru yang dilesakkan dari tangannya menembus kepala orang yang pernah menganggapnya lebih berharga dari apapun.Ia masih ingat kata-katanya ketika itu.
Judah : "Apakah aku penting bagi kalian?"
Stefanus : "Ya.Kau jiwa yang penting.Bukan aku saja yang mengasihimu,tapi ayah,Bapa di sorga menginginkan kau kembali..."
Judah : "Bagaimana jika aku tetap tidak mau?"
Stefanus : "Aku akan tetap membawamu pulang dengan cara apapun."
Judah : "Sekalipun aku harus membunuhmu..."
Stefanus : "Jika Tuhan ijinkan aku mati sekarang,aku tidak takut.Asal kau pulang..."
Judah : "Begitu dalamkah kau mengasihiku?"
Stefanus : "Ya Judah.Aku mengasihimu,sama seperti Yesus mengasihiku..."
Judah menutup album itu.Ia menatap maria dengan sejuta rasa dan penyesalan.Namun ia tak bisa menunjukkannya.Ia masih memendam perasaan itu.Mesti air mata itu seakan mau tumpah.
Judah : "Apa yang akan kau lakukan jika sahabat suamimu kembali ke tempat ini?"
Maria : "Sama seperti Stef,aku akan memeluknya dan tak akan membiarkan dia pergi lagi.Dia harus tahu kalau Stef telah pergi.Dia juga harus tahu impian Stef pada dirinya dan meneruskan mimpi itu demi Stef."
Judah : "Jika kau bertemu pembunuh suamimu..."
Maria : (Terdiam sesaat memegang dadanya)."Aku tak tahu harus bagaimana tuan?Apa aku akan memaafkannya atau tidak..."
Judah : "Jangan maafkan dia.Berilah hukuman yang pantas untuknya..."(Berdiri dan meninggalkan ruangan.
Adegan 53
Lokasi : Altar gereja.
Judah melangkah gontai memasuki gereja.Berjalan di antara gang bangku,pandangan laki-laki itu kosong.Ia merasa seluruh sendi-sendinya lepas,rasa sakit yang amat sangat ada di hatinya.Puncaknya sampai di altar,lututnya menyentuh lantai,kepalanya tertunduk dan terdiam.Kilasan-kilasan itu muncul lagi.Mulai masa kecilnya,pekerjaanya sebagai pembunuh bayaran,wajah korban terahkirnya sampai pengelihatan-pengelihatan anehnya dan juga cerita gadis itu.Semua itu mulai menimbulkan keluhan baginya.
Judah : "Apa arti semua ini??Aku di lahirkan sebagai anak haram.Besar sebagai pencuri.Bertemu orang-orang baik yang mengasihiku lebih dari siapapun.Aku pergi dari mereka meski kasih sayang mereka mencegahku.Aku bersikeras dengan jalanku.Dan semakin sesat dalam hidupku.Ketika aku menjadi buta segala-galannya,tanpa sadar aku mengkhianati janjiku sendiri.Bahkan aku membunuh orang yang mengasihiku dengan tanganku sendiri.Sesungguhnya,aku pantas mati karena kejahatanku.Tapi kenapa Kau biarkan aku hidup Tuhan??Jika saja semula aku tahu,darah yang terlumur di tanganku adalah darah sahabatku,mengapa tak Kau cabut saja nyawaku waktu di sungai
窗体顶端
Itu?Mengapa Tuhan?Inikah cara membalasMu padaku?"(Menatap salib yang tergantung di dinding)."Hatiku sakit...sangat sakit sekali.Meski Engkau tau aku mengotori tanganku dengan dosa dan kebencian,tapi dalam hatiku Engkau tahu bahwa aku mengasihinya..sangat mengasihinya.Namun saat aku benar-benar buta dan melupakannya,Aku justru membalas kasihnya dengan darah.Pantaskah aku hidup??"(Tertunduk menyentuh lantai.Tetes-tetes air mata mengalir tak terbendung dari sudut matanya)."Kenapa Kau balas aku dengan cara yang sesakit ini?Kenapa Tuhan?"
Judah benar-benar merasa terpukul.Suatu penyesalan yang amat sangat di rasakannya.Laki-laki itu hanya bisa terkapar bersandar pada mimbar.Dengan tatapan mata kosong dan lelehan air mata yang terus mengalir.
Saat di puncak keputus asaanya itu,Judah merasakan ada sesuatu lain yang tiba-tiba menjalar di tubuhnya.Rasanya seperti pelukan.Yang membuatnya tenang.Meski di sekitar tempat itu tak ada seorangpun selain dia.Suatu suara ia rasakan berhembus di telinganya.
Suara :"AnakKu...Jangan menangis lagi.Aku tahu semuanya tentangmu,Aku juga tahu bahwa kamu sangat mengasihi Stef sahabatmu.Aku memang membiarkan semua ini terjadi,agar kamu tahu,bahwa Aku juga mengasihi kamu.Sama seperti Stef mengasihi kamu.Bahkan kasihKu padamu lebih besar dari pada kasih Stef padamu."
Judah : "Benarkah Kau mengasihiku?Jika ya,tentunya aku lebih tak pantas menerimanya. Aku lebih berdosa dari Stef.Jika Kau berada di posisi Stef,apa Kau akan mengampuniku?Masihkah pantas aku menerima kasihMu?"
Suara : "Karena alasan itulah kenapa Aku memberimu hidup.Aku ingin menunjukkan kasihKu padamu,sekalipun kau khianati Aku dengan seribu pelanggaranmu.Sekalipu kau pukul Aku sampai tubuhKu tak berupa,Aku akan tetap memelukmu.Karena Aku Bapamu.Sekalipun kamu menghilang keujung bumi,Aku akan mencarimu dan membawamu pulang.Meski tubuhmu penuh kotoran dan orang lain menganggapmu tak layak,Aku akan tetap mengenalmu,melayakkanmu dan merimamu.Karena kamu anakKu yang Kukasihi.Jadi,berbaliklah dan pulanglah.Peluklah Aku,karena Aku menantimu..."
Sekonyong-konyong dalam pandangan Judah,sosok pria berjubah putih yang muncul pada malam di mana ia membunuh pendeta itu berdiri dihadapannya dan membuka matanya.Ia adalah pria yang sama yang ia lihat di mimpi perjamuan,di taman dan si pria bertubuh penuh luka dan yang memikul sebuah kayu besar.
Judah : "Yesus..."
Yesus : "Datanglah padaKu anakKu.Karena Aku sudah lama menantimu.Jangan pedulikan dosamu,karena saat kau memelukku,Aku mengampunimu..."
Judah : (Perasaannya yang galau berangsur-angsur tenang.Ia seperti melihat sosok pribadi lain yang mempunyai kekuatan luar biasa.Kekuatan itulah yang ia rasakan menghancurkan tembok-tembok hatinya.Dan yang menggerakkan dia berlari menyongsong.Dalam pelukan itu ia menumpahkan air matannya dan mendapatkan ketenangan di sana)."Yesus,ampuni aku...aku telah bersalah pada banyak orang,pada sahabatku dan juga terlebih pada Engkau.Kini aku tahu,Engkau sangat mengasihiku."
Yesus : "Karena untuk itu engkau kuberi hidup anakKu. Agar melalui hidupmu,kamu dapat melihat kemuliaanKu dan memberitakannya bagi banyak orang.Jadi mulai sekarang,pegang tanganKu.Jangan pergi lagi dariKu."
Judah : "Aku berjanji.Mulai sekarang.Beri aku kekuatan."
Yesus : "Aku besertamu AnakKu..."
Adegan 55.
Lokasi : Kantor polisi.
Sebuah telepon berdering pagi itu.Sesosok tangan mengangkatnya dan menempelkan benda itu di telinganya.
Letnan Franky : "Ya,kantor polisi.Ada yang bisa di bantu?"
Penelpon : Bisa bicara dengan letnan Franky Singgalang.,"
Letnan Franky :"Saya sendiri.Siapa?"
Penelpon : "Pada tanggal 27 januari terjadi penembakan di lapangan distrik IV.Seorang pendeta tewas tertembak.Anda sedang menyelidiki kasus itu bukan."
Letnan Franky : "Ya benar.Anda siapa?Apa anda punya informasi kasus tersebut?"
Penelpon : "Saya pelaku penembakan.Akan menyerahkan diri pada hukum dan kepolisian.Saya akan beritahu alamat saya dengan syarat anda juga akan memproses orang-orang di balik kejahatan anda.Saya punya banyak bukti dan akan menyerahkan pada anda.,"
Letnan Franky : "Baiklah.Katakan pada kami..."
Adegan 56
Lokasi : Halaman gereja.
Maria baru saja pulang dari berbelanja di pasar.Ketika ia memasuki halaman gereja terdapat beberapa mobil dan petugas polisi di sana.Dari dalam gereja,keluar dua orang petugas membawa seseorang dengan tangan di borgol.Gadis itu tersentak kaget,ketika ia tahu,orang itu adalah Judah.
Maria : "Tuan..."
Judah : (Memberi isyarat minta berhenti sejenak)
Maria : "Apa yang anda lakukan ini?Anda..."
Judah : "Ya maria.Aku akan menebus kesalahanku."
Maria : "Kesalahan anda?"
Judah : "Sudah waktunya bagiku untuk mengakui kejahatanku.Terima kasih karena kau telah menolongku..."
Maria : "Tapi tuan..."
Judah : "Ssst...aku tak mau kau bilang tapi.Ini jalanku.Biarkan aku memilihnya.Dan mulai sekarang,Jangan panggil aku tuan.Karena aku punya nama."
Maria : "Siapa nama anda?"
Judah : "Aku tak dapat memberitahumu sekarang.Karena aku tak punya waktu banyak.Tapi kau dapat menemukan jawabannya di kamarmu.,"(Mengisyaratkan pada polisi itu untuk kembali meneruskan langkah)
Maria : (Terdiam terpaku menatap Judah yang di bawa oleh mobil patroli)
Adegan 57
Lokasi : Kamar maria
Gadis itu membuka pintu kamar.Pandangannya menebar ke segenap ruangan dan kemudian terpaku pada selembar surat di atas album foto suaminya.
Ia mengambil serta membacanya.
" Untukmu Maria,
Terima kasih karena kau sudah menolongku.Aku tak akan pernah melupakan budi baikmu.Dan maaf karena aku telah merepotkanmu.Tapi aku harus pergi dari mu dan juga tempat yang akan slalu ku kenang.Bukan untuk lari,tetapi untuk melakukan apa yang menjadi tugasku.
Tapi sebelum aku pergi,aku ingin kau mengetahui sesuatu tentang siapa aku.Dan aku rasa,ini akan sulit kau terima.Tapi,inilah rencana Tuhan.
Maria,Tentu kamu masih ingat ceritamu semalam padaku tentang suamimu dan sahabat kecilnya serta impiannya.Kamu juga belum lupa,bahwa aku pernah mengajukan dua pertanyaan padamu.Apa yang akan kamu lakukan jika kamu bertemu sahabat suamimu?Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu
Orang yang membunuh suamimu?Dan aku tahu jawabanmu yang pertama,serta aku memintamu melakukan jawaban yang kedua.Sekarang,aku bertanya padamu : "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu bertemu kedua-duanya?Sahabat suamimu dan pembunuh suamimu?Tentu kamu akan bingung bersikap bukan...?
Jangan khawatir,karena hal itu tak akan terjadi untuk yang kedua kali.Cukup itu sekali dan itu terjadi selama lebih dari 30 hari.Menyakitkan bukan??!Dan kamu tak pernah menyadari,bahwa sahabat suamimu dan pembunuh suamimu selama ini berada di dekatmu.Bahkan tak pernah kamu sadari,dia yang seharusnya mati,justru kamu telah menolongnya.Ya...dialah aku,Judah.Sahabat suamimu yang telah pergi meninggalkannya,dan kembali dengan membawa darah sahabatnya sendiri di tangan.Aku Judah,si pencuri dan pembunuh.Bahkan aku seorang pengkhianat yang telah mengkhianati janjinya dan juga sahabatnya.Mungkin akulah si Iskariot itu.
Tapi,aku bersyukur,bahwa di tengah pengkhianatanku,Yesus masih mau menerima aku.Ia masih mengasihi aku dengan memberi hidup padaku.Aku tahu aku telah bersalah padamu,pada sahabatku,banyak orang terlebih pada pribadiNya.Tapi aku bukanlah orang Iskariot itu,yang ketika ia tahu ia bersalah,ia akan lari dari tanggung jawabnya.Aku akan menghadapi akibat kesalahanku,sekalipu seumur hidupku aku akan di hukum.Bukan di balik besi saja,tapi juga kebencian dari orang-orang yang ku sakiti.Aku akan menanggungnya,sama seperti Dia yang menanggung dosaku di atas kayu salib.Walau mungkin aku tak sekuat Dia.Jadi sekarang,Terserah padamu.Jika karena kesalahanku kau membenciku seumur hidupku,aku akan menerimanya.Tapi aku minta,tetaplah kuat meneruskan pekerjaan suamimu,karena aku tak bisa memenuhi impiannya.Aku harap kamu mengerti.Tuhan besertamu."
Maria : (Bersimpuh dan mulai terisak)
Adegan 58.
Lokasi : Bangunan tua pinggir kota.
Puluhan polisi dan anjing pelacak menyusuri tempat itu.Ke semak-semak dan reruntuhan tembok.Pencarian ahkirnya berhenti setelah satu teriakan menggema.
Petugas : "Pak,kami menemukannya."
Beberapa petugas lain mengerubunginya dan membongkar reruntuhan untuk menemukan sebuah peti di sana.
Adegan 59
Lokasi : Penjara
Pintu sel terbuka.Hari itu letnan franky sendiri datang mengunjungi Judah.
Letnan franky : "Apa kabar Judah?"
Judah : "Baik let.Terima kasih kunjungannya."
Letnan franky : "Sama-sama,karena kau juga telah membantu kami mengungkap sindikat-sindikat itu."
Judah : "Itu sudah tanggung jawab saya let..."
Letnan franky : "Ya kau benar.Dan aku punya kabar bagus untukmu."
Judah : "Apa itu?"
Letnan franky : "Kami sudah siapkan pengacara untukmu.Dan kami akan berjuang untukmu.Karena kamu mau menyerahkan diri dan membantu hukum,hukumanmu akan di peringan."
Judah : "Terima kasih let..."
Letnan Franky : "Satu lagi.Ada seseorang yang ingin bertemu.."
Judah : "Siapa?"
Letnan Franky : (Mempersilahkan tamu lain masuk.Seorang gadis yang di dampingi dua orang opsir) Maria : "Judah..."(Memeluknya dengan hangat)
Judah : (Terpaku)."Kau datang..."
Maria :"Ya. Sesuai jawaban pertama pertanyaanmu,Tapi aku tak bisa memberimu jawaban kedua."
Judah : "Kenapa?"
Maria : "Karena kau sahabat suamiku.Judah si pembunuh telah tewas di sungai itu.Dan Judah yang kupeluk adalah sahabat suamiku,Stef.Mulai sekarang,kau bukan lagi si orang Iskariot.Tapi kau adalah dia,saudara Yesus.Yesus telah mengampunimu,jadi akupun juga akan mengampunimu.Tapi aku tetap akan menghukumu.Bukan dengan kebencìan,tapi dengan sesuatu yang lain."
Judah : "Apa itu?"
Maria : "Jawaban pertanyaan ketiga. Bila aku bertemu dengan pembunuh suamiku dan sahabatnya,maka aku akan menunggunya selesai menjalankan hukuman.Dan setelah dia bebas,aku ingin dia melanjutkan pekerjaan suamiku..."
Judah : "Apa aku bisa..."
Maria : "Kau pasti bisa dan harus melakukannya..."
Judah : (Terdiam sesaat)."Baiklah.Aku berjanji..."
Maria : (Tersenyum)
Adegan 60
Lokasi : Gedung pengadilan
Sidang vonis pembunuhan pendeta Stefanus Manikhay telah memasuki babak ahkir.Vonis terdakwa ahkirnya di bacakan.
Hakim ketua : "Berdasarkan bukti bukti kejahatan pelaku,
Dengan menimbang bukti-bukti dari korban terkecuali pendeta Stefanus Manikhay,
Saudara Judah..."(Melirik terdakwa)
Maria : "Judah Manikhay.."
Hakim ketua :" Saudara Judah Manikhay di nyatakan bersalah.Mengingat pencabutan perkara dari salah satu pihak korban,keluarga Stefanus Manikhay dan juga daftar hitam para korban dan pihak penyuruh pelaku,maka pengadilan memutuskan vonis 12 tahun penjara potong masa tahanan.Saudara Judah,apa anda menerima keputusan pengadilan?"
Judah : "Saya menerima..."
Maria : (Tersenyum senang)
Sesaat kemudian sidang di bubarkan.Dengan di kawal petugas,Judah di bawa keluar ruangan.Ia sempat bertemu maria dan anak-anak panti.
Anak-anak : "Paman,paman akan kembali kan..."
Judah : (Tersenyum)."Paman janji,paman akan kembali.Jagalah bibimu.(Menoleh pada Maria)."Maaf,membuatmu sekali lagi menunggu..."
Maria : "Tak apa.Aku bisa mengerti.Stef juga..."
Judah : "Terima kasih"(Melanjutkan langkah).
Adegan 61.
Lokasi : Lapangan tengah kota,12 tahun kemudian.
Hari itu untuk pertama kalinya sejak 12 tahun,ia berdiri di tempat yang sama di mana Stefanus Manikhay di bunuh.Di hadapan ribuan pasang mata yang memandangnya,ia menceritakan kisah hidupnya.
Judah : "Demikianlah Yesus telah melepaskanku dari kejahatanku.Lewat cara-Nya yang tak terselami,Dia mengubahku dari seorang pengkhianat menjadi saudaraNya.Dan untuk tujuan inilah aku di beri hidup,agar aku bisa menceritakan kemuliaanNya dan membagi kasihNya.Terima kasih."
Undangan : (Bertepuk tangan)
Judah : (Menatap Maria yang tersenyum dan seorang pria berjubah putih yang hanya dapat di lihat secara pribadi olehnya)
(The end )
Shunav savan a.k Lukas suismanto.
(princefrog72@yahoo.co.id)
